Sekretaris |
Sekretaris adalah
sebuah profesi administratif yang
bersifat asisten atau mendukung. Gelar ini merujuk kepada sebuah pekerja kantor
yang tugasnya ialah melaksanakan perkerjaan rutin, tugas-tugas administratif
atau tugas-tugas pribadi dari atasannya. Pekerja atau karyawan ini biasanya
melakukan tugas-tugas seperti mengetik,
penggunaan komputer dan
pengaturan agenda. Mereka biasanya
bekerja di belakang meja. Sebagian besar sekretaris adalah wanita.
Dalam masyarakat
Yunani-Romawi purba, ada berbagai macam sekretaris. Ada pria-pria yang menjadi
sekretaris negara—pegawai negeri yang bekerja di kantor kanselir. Ada juga
sekretaris publik yang menawarkan jasanya kepada warga kota di pasar.
Sekretaris pribadi (sering kali adalah para budak) dipekerjakan oleh
orang-orang kaya. Kemudian, ada juga teman-teman yang dengan sukarela senang
menuliskan surat bagi orang-orang lain.
Menurut
sarjana E. Randolph Richards,
keterampilan sekretaris tidak resmi ini "berkisar dari yang memiliki
kemampuan minimal dalam bidang bahasa dan/atau tata cara penulisan, hingga yang
paling mahir sehingga dapat dengan cepat menghasilkan surat yang akurat, tepat,
serta apik".
Siapakah yang biasanya menggunakan jasa sekretaris? Pertama, orang-orang yang tidak tahu cara membaca dan menulis. Banyak kontrak dan surat bisnis di zaman purba dilengkapi dengan pernyataan sang sekretaris bahwa ia menulis dokumen tersebut dikarenakan ketidaksanggupan orang yang mempercayakan pekerjaan itu kepadanya. Alasan kedua untuk mempekerjakan seorang sekretaris digambarkan oleh sebuah surat kunoo dari Thebes, Mesir. Ditulis untuk seseorang dengan nama Asklepiades, di bagian penutupnya dikatakan, "Eumeleus, putra Herma, telah menulis bagi dia . . . karena ia agak lambat dalam menulis". Namun, mengetahui cara membaca dan menulis tampaknya bukan merupakan faktor penentu dalam menggunakan jasa sekretaris. Menurut komentator Alkitab bernama John L. McKenzie, "kemungkinan bukan semata-mata agar mudah dibaca, tetapi sebaliknya menyangkut keindahan, atau setidak-tidaknya demi kerapian" yang menyebabkan orang-orang menggunakan jasa seorang sekretaris. Bahkan bagi kaum terpelajar, menulis merupakan hal yang melelahkan, khususnya bila naskahnya panjang dan terperinci.
Siapakah yang biasanya menggunakan jasa sekretaris? Pertama, orang-orang yang tidak tahu cara membaca dan menulis. Banyak kontrak dan surat bisnis di zaman purba dilengkapi dengan pernyataan sang sekretaris bahwa ia menulis dokumen tersebut dikarenakan ketidaksanggupan orang yang mempercayakan pekerjaan itu kepadanya. Alasan kedua untuk mempekerjakan seorang sekretaris digambarkan oleh sebuah surat kunoo dari Thebes, Mesir. Ditulis untuk seseorang dengan nama Asklepiades, di bagian penutupnya dikatakan, "Eumeleus, putra Herma, telah menulis bagi dia . . . karena ia agak lambat dalam menulis". Namun, mengetahui cara membaca dan menulis tampaknya bukan merupakan faktor penentu dalam menggunakan jasa sekretaris. Menurut komentator Alkitab bernama John L. McKenzie, "kemungkinan bukan semata-mata agar mudah dibaca, tetapi sebaliknya menyangkut keindahan, atau setidak-tidaknya demi kerapian" yang menyebabkan orang-orang menggunakan jasa seorang sekretaris. Bahkan bagi kaum terpelajar, menulis merupakan hal yang melelahkan, khususnya bila naskahnya panjang dan terperinci.
Sarjana J. A.
Eschlimann mengatakan bahwa siapa saja yang dapat menggunakan sekretaris
"dengan senang hati menghindari pekerjaan yang tidak menyenangkan ini,
mempercayakannya ke tnagan budak-budak, para penulis profesional". Lagi
pula, mudah untuk memaklumi mengapa orang-orang tidak begitu suka menulis
sendiri bila kita mempertimbangkan alat-alat tulis dan kondisi kerjanya. Bahan
untuk menulis yang umum digunakan di abad pertama Masehi adalah papirus.
Lembaran-lembaran tipis dihasilkan dari tanaman ini dengan memotong bagian
tengah batang yang seperti spons secara vertikal. Lapisan berupa lembaran
dibentangkan. Lapisan berikutnya diletakkan di sudut-sudut kanan lapisan yang
pertama. Kedua lapisan itu disatukan dengan tekanan, jadilah sehelai
"kertas".
Tidaklah mudah untuk menulis di permukaan papirus. Permukaannya kasar dan berserat. Menurut sarjana Angelo Penna, "serat yang seperti spons pada papirus berpengaruh pada penyebaran tinta, khususnya sepankjang celah-celah kecil yang tertinggal di antara lembaran-lembaran tipis". Sekretaris kemungkinan bekerja sambil duduk bersila di lantai dan memegang dengan satu tangan helai kertas yang dialasi papan. Jika ia tidak berpengalaman atau bahan yang dipakai berkualitas jelek, kalam, atau batang pena, dapat melukai papirus, akibatnya helai kertas bisa sobek, atau tulisan menjadi sulit untuk dibaca.
Tidaklah mudah untuk menulis di permukaan papirus. Permukaannya kasar dan berserat. Menurut sarjana Angelo Penna, "serat yang seperti spons pada papirus berpengaruh pada penyebaran tinta, khususnya sepankjang celah-celah kecil yang tertinggal di antara lembaran-lembaran tipis". Sekretaris kemungkinan bekerja sambil duduk bersila di lantai dan memegang dengan satu tangan helai kertas yang dialasi papan. Jika ia tidak berpengalaman atau bahan yang dipakai berkualitas jelek, kalam, atau batang pena, dapat melukai papirus, akibatnya helai kertas bisa sobek, atau tulisan menjadi sulit untuk dibaca.
Tinta terbuat dari campuran jelaga dan getah. Karena
dijual dalam bentuk batangan, tinta harus diencerkan dengan air dalam mangkuk
tinta sebelum dapat digunakan untuk menulis. Di antara alat-alat yang
kemungkinan digunakan oleh seorang sekretaris seperti Tertius adalah pisau
untuk menajamkan batang pena dan spons yang lembap untuk menghapus kesalahan.
Setiap huruf harus ditulis dengan hati-hati. Itulah sebabnya, penulisan
berjalan dengan lambat karena kesulitan tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar